Mengapa Sukacita?

"Itulah sebabnya dalam masa penantian kita harus tetap tekun, bersabar, berpengharapan, dan bersukacita. Pengharrapan orang percaya tidak akan sia-sia. Pengharapan penantian kita adalah pasti."

Penantian pada umumnya memunculkan perasaan yang kurang positif seperti rasa bosan,takut,cemas,khawatir, marah. Akan tetapi penantian bisa juga memunculkan perasaan bahagia. Lima belas tahun yang lalu saat masih kuliah, saya harus indekost dan hidup jauh dari orang tua dengan uang saku pas-pasan. Bagi anak kost, saat paling bahagia adalah ketika ada ajakan makan gratis ataupun ditraktir. Saya bersyukur bisa mendapatkan kost dengan harga terjangkau, bersih dan ibu kost yang sangat baik hati. Terkadang anak-anak kost diajak makan oleh ibu kost.

Ada satu kisah yang membekas dalam ingatan saya. Waktu itu ibu kost mengadakan pengajian. Kami sebagai anak-anak kost dengan senang hati membantu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Saat pengajian dimulai, kami pun naik ke lantai 2, ngobrol sambil minum teh. Karna waktu itu beberapa dari kami sedang bokek (baca: tidak punya uang), kami menanti limpahan berkat dengan penuh harap. Satu jam berlalu. Pengajian itu pun selesai. Lalu ibu kost memanggil kami turun untuk makan bersama. Sebuah penantian yang tidak sia-sia dan berakhir bahagia.

Odoo CMS- Sample image floating

Adven adalah masa di mana kita menanti kedatangan Juru Selamat yang akan kita rayakan. Dalam minggu-minggu adven ini,  setiap kita diajak untuk memberi makna lebih dalam tentang arti penantian. Menilik ke dalam diri, menyadari kesalahan yang kita lakukan, dan diajak untuk memperbaiki serta bertobat. Pertobatan dalam liturgi disimbolkan dengan lilin adven berwarna ungu, sementara lilin berwarna merah muda pada minggu ke 3 (gaudete) menggambarkan sukacita di tengah pertobatan. Minggu "Gaudete" mengingatkan kita bahwa masa adven atau penantian  akan berakhir oleh karena itu  sukacita semakin meluap-luap.

Mengapa sukacita meluap? Karena peristiwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Dialah Sang Mesias Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus, Sang pembawa damai dan sukacita yang sejati. Itulah sebabnya dalam masa penantian kita harus tetap tekun, bersabar, berpengharapan dan bersukacita.  Pengharapan orang percaya tidak akan sia-sia.  Pengharapan penantian kita adalah pasti. Seperti halnya rasul Paulus mengajak kepada jemaat di filipi untuk selalu bersukacita di dalam Tuhan. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”(Filipi 4:4-5). Kitapun diajak untuk bersukacita dalam masa penantian, karena kedatangan Kristus Yesus sudah semakin  dekat. Selamat menghayati masa adven di tengah pandemi. (Maria Kristina)