Gratitude
2 Korintus 8 : 1-15

Bicara tentang “memberi”, saya langsung teringat pada sebuah lagu rohani tahun ‘90-an dari seorang penyanyi berkulit hitam asal Amerika Serikat bernama Ron Kenoly. Lagu itu berjudul “Give to the Lord” . Sebagian liriknya berbunyi begini : “How you give is a reflection of your gratitude” , “caramu memberi adalah cerminan dari caramu bersyukur”.
Ayah saya mungkin adalah teladan terbaik yang mengajarkan saya tentang memberi. Sejak kecil saya melihat Ayah saya seperti “sinterklas” bagi banyak orang. Begitu dermawannya beliau, sampai kadang saya merasa sebagian orang hanya mendatanginya saat “ada maunya”. Tapi beliau tak pernah mempermasalahkan hal itu. Bagi beliau, kalau memberi, ya beri saja, tidak usah berpikir yang lain-lain. Tidak usah berharap akan kembali, atau berharap akan mendapat pujian, bahkan tak perlu takut uang kita akan habis karena memberi. Memberi itu ungkapan syukurmu pada Tuhan yang sudah memberi lebih dulu, persis seperti lirik lagu yang saya sebut tadi.
Surat kedua Paulus kepada jemaat Korintus pasal 8 : 1-5 memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang bagaimana seharusnya memberi dalam iman Kristen. Bahwa semua harta yang kita punyai adalah sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada kita, karena itulah kita harus membuat keputusan, mau hidup bagi Tuhan, atau bagi harta?
Ketika kita sudah memutuskan untuk hidup bagi Tuhan, maka tak ada alasan lagi untuk menahan diri dari memberi. Sebagaimana hukum kasih, kita harus memberi kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Dengan memberi, kita tidak saja menaburkan uang, melainkan juga iman, waktu, dan pelayanan. Dengan demikian kita akan menuai iman dan berkat yang lebih besar. Ketika Allah menyediakan kelimpahan, itu adalah supaya kita dapat melipatgandakan perbuatan baik kita. Jadi, jangan ragu untuk memberi.
Pokok Doa
Berdoa secara pribadi agar Tuhan mengirimkan seseorang yang membutuhkan pertolongan, sehingga kita dapat mempraktekkan memberi sebagaimana yang telah diajarkan Firman Tuhan hari ini.