Epilog
“Natal adalah tentang Dia – Allah yang menjadi manusia. Yang meninggalkan sorga dan turun ke dunia. Yang Ilahi menjadi manusiawi. Yang sorgawi merangkul yang duniawi. Natal adalah tentang Dia – Allah yang mendekat dan bersahabat. Yang hadir dengan sederhana. Tanpa harta dan kuasa dunia. Hadir dalam senyap, tetapi bermakna dan mengubah dunia. Dia yang tak takut menjadi lemah dan rapuh, karena di dalam kerapuhan anugerah Tuhan dinyatakan”
Membaca tulisan ini berarti kita telah sampai di bagian akhir dari renungan masa adven 2021. Ada sukacita tersendiri ketika saya membaca semua renungan masa adven yang sebagian besar ditulis oleh jemaat awam. Tentu saja sukacita, sebab melalui pengalaman ini kita melihat bahwa ada banyak yang dikaruniai talenta menulis. Lebih dari itu, setiap tulisan adalah refleksi dan ekspresi dari cinta Tuhan yang lahir dalam diri pribadi maupun komunitas.
Ada banyak cara Tuhan berbicara kepada kita, namun semua hadir dengan pesan yang sama: Cinta-Nya yang begitu besar akan dunia. Begitu juga dengan cara Ia hadir 2000 tahun yang lalu dalam rupa seorang bayi yang rentan dan terbaring dalam palungan. Ia pun lahir dari orang tua yang tak punya banyak pilihan. Hanya bisa tunduk ketika Kaisar Agustus bertitah “Adakan sensus!”. Hanya bisa menerima ketika yang tersedia adalah sebuah palungan tempat memberi makan hewan. Tetapi dalam segala kemendesakan, keterbatasan dan kesederhanaan, tetap ada cinta Tuhan.

Dunia ini diramaikan oleh kita yang menganggap popularitas adalah jalan kebahagiaan. Kita patah hati ketika tidak disukai. Kita mudah merasa pahit jika tidak diapresiasi. Kita yang berlomba untuk jadi yang paling keren, paling hebat, dan paling kuat. Kita yang takut terlihat lemah, rapuh dan tak punya kekuatan. Kita takjub pada yang spektakuler dan merasa tak bermakna dengan sesuatu yang biasa. Dunia kita bahkan ramai oleh manusia-manusia yang hendak mengejar sorga dengan menempuh segala cara. Sekalipun harus dengan mensterilkan diri dari sesama, tetap rela. Asal sorga jadi jaminannya.
Tetapi Natal adalah tentang Dia – Allah yang menjadi manusia. Yang meninggalkan sorga dan turun ke dunia. Yang Ilahi menjadi manusiawi. Yang sorgawi merangkul yang duniawi. Natal adalah tentang Dia – Allah yang mendekat dan bersahabat. Yang hadir dengan sederhana. Tanpa harta dan kuasa dunia. Hadir dalam senyap, tetapi bermakna dan mengubah dunia. Dia yang tak takut menjadi lemah dan rapuh, karena di dalam kerapuhan anugerah Tuhan dinyatakan.
Segala hal yang dipandang tak menarik, justru menjadi cara Tuhan menghadirkan diri-Nya dan berbicara dengan kita. Kehadiran-Nya yang demikian seolah memberi pesan “kita boleh kehilangan apa saja, asal jangan kehilangan rasa kemanusiaan dan cinta kasih pada sesama.” Pesan yang relevan dengan segala kesulitan dan keterbatasan yang kita alami dalam dua tahun ini.
Renungan adven 2021 berakhir sampai di sini, tetapi cinta-Nya akan selalu lahir dalam berbagai cara.
Selamat menyambut Natal.
Selamat membagikan cinta-Nya yang selalu lahir dalam diri kita.