Bad Mood
Matius 4 : 1-11

Bersyukur bahwa saya pernah menjadi anak kost, saya belajar hidup mandiri, hidup dengan uang pas pasan dan satu lagi terbiasa menahan lapar. Namun sayangnya saya punya kebiasaan kurang baik saat lapar, yaitu kurang bisa mengontrol emosi. Bad mood (mudah tersinggung, jengkel, bahkan marah). Lapar memang seringkali membuat orang kurang bisa mengelola dan mengontrol emosinya.
Saya masih ingat kejadian saat saya kuliah di Salatiga, waktu itu saya kehabisan uang dan sedang berpuasa. Pagi hari saat berangkat kuliah pagi , saya yakin bahwa hari ini puasa bisa berjalan baik dan lancar. Tiba di kelas dengan wajah ceria dan menyapa teman -teman. Dua jam berlalu entah kenapa perut terasa lapar. Berusaha untuk menahan rasa lapar, namun suasana hati terasa tidak enak. Mulai bad mood dan memilih untuk diam, serta menghindari kumpul dengan teman. Beberapa teman melihat perubahan itu dan bertanya mengapa kok muka saya muram. Saya tersenyum, dan berkata bahwa sedang berpuasa. Teman- teman terus mengajak berbicara dan bercanda, akhirnya obrolan dan candaan mereka membuat saya jengah maka meledaklah amarah sehingga mengucapkan kata yang tidak baik. Seketika teman-temanpun menjadi keheranan lalu mereka menenangkan saya. Setelah amarah itu mereda, saya berkata pada diri sendiri " OMG puasa gagal !!"
Puasa bukan sekedar menahan lapar karena tidak makan dan minum tetapi juga belajar mengendalikan diri, mengontrol emosi ,mengelola suasana hati, bukan kesempatan untuk mengumbar susana hati yang dipenuhi amarah.
Sesudah Yesus berpuasa 40 hari 40 malam, Yesuspun merasa lapar.Lalu datang Iblis untuk mencobai Dia sebanyak tiga kali. Salah satunya Iblis meminta supaya Yesus memerintahkan batu-batu menjadi roti. Yesus dengan tenang menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (matius 4:1-4). Dari peristiwa tersebut kita melihat reaksi Yesus, dalam keadaan lapar Yesus mampu mengendalikan dirinya, menguasai moodnya, sehingga tidak menjadi lekas marah ataupun lantas terpancing profokasi Iblis dengan mengubah batu-batu tersebut menjadi roti. Yesus sangat paham akan tujuan dari puasa yang dilakukannya.
Memasuki masa Pra paskah mari kita mencontoh teladan dari Tuhan Yesus. Sekalipun menemui pencobaan saat berpuasa, tapi Ia mampu mengendalikan dirinya,mengelola suasana hati/ mood, tidak mudah marah. Dan Tidak harus juga memaksakan supaya orang lain tahu dan memahami kita bahwa kita sedang berpuasa. Berpuasa dengan cara dan tujuan, niat yang benar dapat menjadikan kita instropeksi dan korektif terhadap diri sendiri, tidak menuruti nafsu dan tidak hanya fokus pada kepuasan diri tetapi lebih kepada melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
Pokok Doa
Tuhan Yesus ajarlah kami supaya dapat mengontrol emosi dan mengendalikan suasana hati/mood dengan baik, Amin